Nusavoxmedia.id –Pada 1 Juni 2025 Pukul 02.00 WIB dini hari tadi, Paris Saint-Germain (PSG) mencatatkan sejarah baru di Allianz Arena, Munich, dengan kemenangan 5-0 atas Inter Milan di final Liga Champions 2024/2025. Kemenangan ini melengkapi treble musim 2024/2025 yaitu trofi Ligue 1, Coupe de France, dan trofi Champions pertama klub di bawah Luis Enrique. PSG menunjukkan dominasi dengan Desire Doue dan Achraf Hakimi sebagai pahlawan match sekaligus mengakhiri kutukan final 2020.
Jalannya Pertandingan
Final Liga Champions 2025 berlangsung sengit sejak peluit awal. Pada menit ke-12, Achraf Hakimi membuka skor dengan tembakan terarah, memanfaatkan umpan Desire Doue. Golnya ini membuat dia tidak melakukan selebrasi karena Inter adalah mantan klubnya dulu sekaligus membuatnya meminta maaf kepada fans Inter. Sebelum jeda, Doue mencetak gol kedua lewat tembakan yang terdefleksi Federico Dimarco, mengecoh kiper Yann Sommer.
Di babak kedua, PSG semakin tak terbendung. Doue mencetak gol keduanya pada menit ke-63 dengan aksi individu brilian, menari melewati dua bek Inter. Khvicha Kvaratskhelia menambah keunggulan di menit ke-73 melalui serangan balik cepat. Pemain pengganti Senny Mayulu, pemain mencetak gol sekaligus menjadikan skor akhir 5-0 di menit ke-86. PSG menguasai 59% bola dan melepaskan 23 tembakan, jauh melampaui Inter yang hanya mencatat 8 tembakan. “Kami tekan sejak awal,” ujar Enrique, menegaskan strategi agresif timnya.
Kunci Kemenangan: Doue, Hakimi, dan Taktik Enrique
Desire Doue menjadi pusat perhatian. Dua gol dan satu assist membuatnya dinobatkan sebagai Man of the Match. Bermain sebagai false nine, Doue membingungkan pertahanan Inter, dengan pergerakan Ousmane Dembele dan Kvaratskhelia. “Doue adalah masa depan Prancis,” puji Nasser Al-Khelaifi. Achraf Hakimi, dengan kecepatan dan kelincahannya tak hanya mencetak gol, tetapi juga mengacaukan pertahanan lini belakang Inter.
Taktik Luis Enrique menjadi pembeda. Pressing tinggi dan transisi cepat membuat Inter frustrasi, terutama di babak kedua. Gianluigi Donnarumma, dengan tiga penyelamatan krusial, memastikan gawang PSG tak kebobolan. Skuad muda seperti Joao Neves, yang menempuh 184.3 km sepanjang turnamen, menunjukkan energi tak kenal lelah. Kemenangan ini membuktikan PSG tak lagi bergantung pada megabintang, melainkan kolektivitas.
PSG Treble Winner
Kemenangan ini melengkapi treble PSG: Ligue 1, Coupe de France (3-0 vs Reims), dan Liga Champions. PSG menjadi klub Prancis kedua yang juara UCL setelah Marseille pada 1993, mengakhiri dominasi klub Inggris, Spanyol, dan Jerman di final sejak 2004. PSG kini bersiap menghadapi Sevilla di UEFA Super Cup pada 13 Agustus 2025 di Udine, serta Piala Dunia Antarklub 2025. Trofi ini juga memperkuat posisi PSG sebagai klub raksasa di mata internasional.
Perjalanan PSG Selama Liga Champions
Perjalanan PSG menuju Munich penuh gejolak. Di fase liga, mereka finis peringkat 15, tetapi bangkit di play-off dengan kemenangan agregat 10-0 atas Brest. Babak 16 besar melawan Liverpool berakhir dramatis via adu penalti, dengan Donnarumma sebagai pahlawan. Di perempat final, PSG menyingkirkan Aston Villa dengan agregat 5-4, sebelum mengalahkan Arsenal 3-1 di semifinal.
Ousmane Dembele menjadi motor serangan dengan 8 gol dan 6 assist, sementara Marquinhos, dengan 106 penampilan UCL, memimpin dengan gagah. Kemenangan atas Inter, dengan tujuh pencetak gol berbeda di fase knockout, menegaskan kedalaman skuad PSG, yang kini menjadi tim paling produktif di turnamen ini.
Penutup
Kemenangan 5-0 PSG vs Inter Milan pada final Liga Champions 2025 semalam adalah sejarah baru bagi PSG. Ini adalah trofi Liga Champions pertama mereka. Setelah kegagalan 2020, Luis Enrique membangun skuad muda dengan usia rata-rata 23 tahun. Kemenangan ini juga memperkuat posisi Enrique sebagai pelatih elite, sekaligus menegaskan PSG sebagai raksasa Eropa. Dengan fondasi kuat, PSG siap bersaing di level tertinggi selama bertahun-tahun.

