Harga Minyak Dunia Melonjak Hari Ini: Krisis Pangan dan Inflasi Mengintai

Nusavoxmedia.id – Pasar energi global terguncang pada Jumat, 13 Juni 2025, ketika harga minyak dunia melonjak 5,5%, dengan minyak mentah Brent mencapai 73,12 dolar AS per barel dan West Texas Intermediate (WTI) menyentuh 69 dolar AS per barel. Kenaikan ini, yang merupakan puncak tertinggi dalam lima bulan, dipicu oleh ketegangan geopolitik di Timur Tengah antara Israel-Iran. Ancaman gangguan pasokan di Selat Hormuz, jalur vital yang mengangkut 20–30% minyak dunia, membuat pelaku pasar cemas. Lonjakan ini tidak hanya mengguncang sektor energi, tetapi juga membayangi rantai pasok pangan dan stabilitas ekonomi global.

Lonjakan Harga Minyak Akibat Konflik Israel-Iran

Harga minyak dunia melonjak tajam hari ini, sebagaimana dilaporkan Reuters dan The Guardian. Brent naik 6% ke 73,12 dolar AS per barel, sementara WTI mencapai 69 dolar AS. Kenaikan ini didorong oleh kekhawatiran akan gangguan pasokan akibat ketegangan di Timur Tengah, khususnya di Selat Hormuz, yang mengangkut sekitar 21 juta barel minyak per hari, atau 21% konsumsi minyak global, menurut Administrasi Informasi Energi AS (EIA). Menurut analisis Goldman Sachs Jika gangguan terjadi, harga minyak berpotensi menembus 100 dolar AS per barel. Baca juga perang antar Israel-Iran selengkapnya di sini!

“Kenaikan ini mencerminkan sensitivitas pasar terhadap risiko pasokan,” ujar Sarah Emerson, analis energi dari ESAI Energy, kepada Al Jazeera. Pasar juga bereaksi terhadap laporan bahwa serangan di kawasan Teluk meningkatkan biaya pengiriman, dengan kenaikan biaya kontainer Asia-Eropa sebesar 10% hari ini, menurut The Guardian. Sementara itu, OPEC+ berencana mengadakan rapat darurat untuk menstabilkan pasokan, tetapi skeptisisme muncul karena produksi minyak Iran, sekitar 2,55 juta barel per hari, terancam terganggu.

Krisis Pangan: Harga Bahan Pokok Meroket

Lonjakan harga minyak langsung memengaruhi rantai pasok pangan global. Minyak berperan besar dalam produksi pangan, mulai dari bahan bakar untuk mesin pertanian hingga transportasi dan produksi pupuk berbasis petrokimia. Menurut Food and Agriculture Organization (FAO), kenaikan harga minyak sebesar 5% dapat memicu kenaikan harga pangan global hingga 2–3% dalam tiga bulan. Bloomberg melaporkan bahwa harga gandum, jagung, dan kedelai di pasar berjangka mulai naik hari ini, mencerminkan tekanan pada komoditas pangan.

Indonesia sendiri punya ketergantungan pada impor gandum dan kedelai memperparah situasi, terutama dengan gangguan jalur perdagangan di Laut Merah. Sekretariat Kabinet RI memperingatkan bahwa inflasi pangan di Indonesia bisa mencapai 4% pada kuartal ketiga 2025, menekan daya beli masyarakat, terutama kelompok berpenghasilan rendah.

Dampak Ekonomi Global: Inflasi dan Ancaman Resesi

Kenaikan harga minyak hari ini mengancam ekonomi global. Negara-negara importir minyak seperti Indonesia, India, dan Turki menghadapi tekanan terbesar. Di Indonesia, nilai tukar rupiah melemah ke Rp16.400 per dolar AS hari ini, dengan risiko menyentuh Rp17.000 jika ketegangan terus berlanjut.

Gangguan pasokan minyak juga meningkatkan biaya logistik global. The Guardian melaporkan bahwa biaya pengiriman kontainer dari Asia ke Eropa naik 10% hari ini akibat gangguan di Laut Merah. Industri manufaktur dan ritel global kini menghadapi risiko kenaikan biaya produksi, yang dapat memicu inflasi lebih lanjut. “Kami perkirakan inflasi di Eropa dan AS akan melonjak dalam dua bulan,” kata ekonom Morgan Stanley, dikutip Bloomberg. Dalam jangka panjang, perlambatan ekonomi global dapat memicu resesi, terutama jika bank sentral menaikkan suku bunga untuk menahan inflasi.

Penutup

Lonjakan harga minyak dunia pada 13 Juni 2025 hari ini menjadi peringatan keras bagi ekonomi global. Dari krisis pangan yang mengancam ketahanan negara berkembang hingga inflasi yang menggerogoti daya beli, dampaknya terasa luas. Indonesia harus bergerak cepat dengan memperkuat cadangan energi, mendorong swasembada pangan, dan mempercepat transisi energi terbarukan. Tanpa langkah strategis, krisis ini dapat memperdalam ketidakpastian ekonomi.

Related Articles

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Kunjungi Media Sosial Kami

440PengikutMengikuti
2,430PelangganBerlangganan

Latest Articles