Nusavoxmedia.id – Tradisi Pacu Jalur, lomba dayung perahu panjang khas Kuantan Singingi (Kuansing), Riau, kembali mencuri perhatian dunia. Video tarian energik seorang bocah bernama Rayyan, yang dikenal sebagai Anak Coki, di ujung perahu Pacu Jalur menjadi viral di media sosial, memicu tren global bertajuk “Aura Farming”. Dari Eropa hingga benua Amerika, gerakan khas penari cilik ini ditiru oleh klub sepak bola seperti PSG dan AC Milan, hingga rapper internasional KSI. Dengan Pacu Jalur 2025 yang dijadwalkan pada 20-24 Agustus di Tepian Narosa, Teluk Kuantan, tradisi ini diprediksi akan menyedot ribuan wisatawan.
Tarian Anak Coki yang Mengguncang Dunia
Pacu Jalur berakar sejak abad ke-17 di Sungai Batang Kuantan. Olahraga tradisional ini bukan sekadar lomba dayung, tetapi juga perayaan budaya yang kaya akan makna. Setiap perahu, atau “jalur”, dihuni oleh pangayuah (pendayung), timbo ruang, dan Anak Coki. Anak Coki yaitu penari cilik di ujung perahu yang bertugas menjaga keseimbangan dan menyemangati tim. Aksi bocah bernama Rayyan seorang anak berusia 11 tahun dari Kuansing. Ia menjadi pusat perhatian setelah videonya menari dengan penuh percaya diri diiringi lagu Young Black & Rich karya Melly Mike viral di TikTok.
Tren “Aura Farming”, istilah populer di kalangan Gen Z dan Alpha yang merujuk pada aksi penuh karisma. Hal ini meledak di media sosial sejak September 2024. Netizen dari Thailand, Korea, hingga Eropa ramai menirukan gerakan memutar tangan dan mengayun tubuh ala Dikha. Juga termasuk akun TikTok resmi PSG yang menampilkan pemain seperti Achraf Hakimi dan Neymar meniru tarian ini. AC Milan juga ikut tren dengan maskot Milanello menari diiringi caption “AURA FARMING AKURASI 1899%”.
Pacu Jalur: Warisan Budaya yang Mengakar
Pacu Jalur berawal sebagai sarana transportasi di Sungai Kuantan, kemudian berkembang menjadi lomba adu cepat antardesa pada abad ke-18 untuk memperingati hari besar keagamaan. Perahu jalur, terbuat dari kayu gelondongan utuh, menjadi simbol kebersamaan dan keberanian masyarakat Kuansing. Festival tahunan ini kini masuk Kalender Event Nasional 2024, menarik wisatawan domestik dan mancanegara.
“Pacu Jalur bukan hanya olahraga. Tetapi identitas budaya yang mempersatukan lintas generasi,” ujar Gubernur Riau, Abdul Wahid, di Pekanbaru, Sabtu (5/7/2025). Ia menambahkan bahwa viralnya tarian Anak Coki menunjukkan nilai budaya telah mengakar di generasi muda.
Kepala Dinas Pariwisata Riau yaitu Roni Rakhmat optimistis Pacu Jalur 2025 mendatang, yang akan digelar pada 20-24 Agustus 2025 di Tepian Narosa, Teluk Kuantan, akan mendatangkan lonjakan wisatawan. “Ini membuktikan budaya lokal kita punya daya tarik universal,” katanya, menyoroti potensi ekonomi dan pariwisata dari fenomena ini.
Kontroversi Klaim Budaya
Kehebohan tren “Aura Farming” juga memicu kontroversi. Netizen dari Malaysia mengklaim Pacu Jalur sebagai bagian dari budaya melayu memicu respons tegas dari pemerintah daerah.
“Pacu Jalur adalah warisan budaya asli Indonesia, spesifiknya dari Kuantan Singingi, Riau. Telah diakui sebagai Warisan Budaya Takbenda oleh Kementerian Kebudayaan,” tegas Roni Rakhmat, Jumat (4/7/2025). Ia mengakui kedekatan budaya dengan Malaysia sebagai “negeri serumpun”, tetapi menegaskan keaslian Pacu Jalur sebagai identitas Kuansing.
Fenomena viral ini menjadi pengingat sekaligus peluang untuk memperkuat posisi budaya Indonesia di kancah internasional. Viralnya Pacu Jalur menunjukkan potensi wisata yang berkelanjutan, dengan kenyamanan dan keamanan pengunjung dapat terjamin oleh pemerintah setempat.

