Hari Anak Nasional 2025: Anak Hebat Masih Perlu Negara yang Lebih Kuat

Nusavoxmedia.id – Peringatan Hari Anak Nasional 2025 yang mengusung tema “Anak Hebat, Indonesia Kuat Menuju Indonesia Emas 2045” tak hanya jadi momentum perayaan, tetapi juga cermin kondisi nyata anak-anak Indonesia hari ini. Peringatan hari anak ini selalu diperingati setiap tanggal 23 Juli sebagai hari anak nasional. Sembari bicara soal harapan dan potensi besar, fakta di lapangan masih menunjukkan betapa banyak anak Indonesia yang menghadapi tantangan serius dalam hal perlindungan, kesehatan, dan kesetaraan pendidikan.

Sepanjang paruh pertama 2025, Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (KemenPPPA) mencatat peningkatan laporan kekerasan. Hal itu berupa kekerasan fisik, eksploitasi digital, dan perundungan di lingkungan sekolah serta keluarga masih menjadi tiga besar kasus yang paling banyak dilaporkan. Ironisnya, mayoritas pelaku kekerasan berasal dari lingkungan terdekat anak sendiri yaitu rumah dan sekolah yang seharusnya menjadi ruang aman.

Di sisi lain, akses terhadap gizi layak masih menjadi persoalan serius. Data Kementerian Kesehatan terbaru menunjukkan prevalensi stunting nasional masih berada di angka 19,8 tahun 2024 dengan target 18,8% tahun 2025 ini. Meskipun hal ini masih jauh dari target ideal WHO di bawah 14 persen. Anak-anak di wilayah 3T (tertinggal, terdepan, dan terluar) menjadi kelompok paling rentan karena keterbatasan layanan kesehatan dan suplai makanan bergizi. Sementara itu, akses terhadap air bersih dan sanitasi layak juga belum merata—dua faktor penting dalam mendukung tumbuh kembang anak.

Pendidikan menjadi fondasi utama untuk melahirkan “anak hebat,” namun ketimpangan kualitas dan akses masih menjadi hambatan. ketimpangan kualitas pendidikan masih terlihat jelas antara daerah perkotaan dan pedesaan. Anak-anak di wilayah pelosok kerap menghadapi jarak sekolah yang jauh, minimnya guru, dan keterbatasan infrastruktur digital. Belum lagi tantangan anak disabilitas yang belum mendapatkan layanan pendidikan yang inklusif dan layak secara nasional.

Baca juga: Pembukaan MPLS Sekolah Rakyat: Pendekatan Unik untuk Masa Orientasi Siswa Baru

KemenPPPA dalam pernyataannya menyatakan bahwa pemerintah akan meningkatkan kolaborasi lintas sektor untuk memperkuat sistem perlindungan anak. Salah satunya melalui penguatan unit layanan terpadu (ULT) di daerah dan penyediaan fasilitas ramah anak di sekolah, ruang publik, hingga tempat ibadah.

Alih-alih hanya menjadi simbol, Hari Anak Nasional kali ini diharapkan menjadi titik balik untuk membangun sistem perlindungan anak yang solid dan berpihak. Tema “Anak Hebat, Indonesia Kuat” seharusnya dibuktikan dengan kebijakan konkret yang menjamin seluruh anak yaitu tanpa diskriminasi dan mendapatkan hak dasar mereka secara adil.

Di beberapa kota, peringatan HAN 2025 diisi dengan forum anak daerah, panggung ekspresi kreatif, serta pelatihan keterampilan digital dan literasi media. Kegiatan ini menjadi ruang penting untuk menyuarakan gagasan anak, bukan hanya mendengar suara orang dewasa.

Sebab menuju Indonesia Emas 2045 bukan hanya soal membentuk generasi unggul, tapi memastikan setiap anak hari ini benar-benar dilindungi, dihargai, dan diberdayakan sejak sekarang.

Related Articles

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Kunjungi Media Sosial Kami

440PengikutMengikuti
2,430PelangganBerlangganan

Latest Articles