Nusavoxmedia.id – Perjuangan Timnas Indonesia di putaran ketiga Kualifikasi Piala Dunia 2026 zona Asia ditutup dengan kekalahan telak dari Jepang. Skuad Garuda takluk 0-4 di Stadion Utama Gelora Bung Karno (SUGBK), Jakarta, pada 15 November 2024, dan 6-0 di Stadion Suita, Osaka, pada 10 Juni 2025. Meski finis di posisi keempat Grup C, Indonesia melaju ke putaran keempat, membuka peluang baru menuju Piala Dunia 2026. Dengan drawing putaran keempat dijadwalkan pada 17 Juli 2025 yang akan menentukan siapa lawan Indonesia di kualifikasi keempat Piala Dunia 2026 zona Asia.
Dua Kekalahan Telak: Dominasi Jepang atas Indonesia
Pertemuan pertama melawan Jepang pada 15 November 2024 di Stadion Utama GBK menjadi ujian berat bagi Indonesia, yang saat itu dilatih Shin Tae-yong. Meski sempat bertahan di 30 menit awal, Indonesia kebobolan melalui gol bunuh diri Justin Hubner (menit ke-35), diikuti gol Takumi Minamino (40’), Hidemasa Morita (49’), dan Yukinari Sugawara (68’). Jepang menguasai 66% penguasaan bola, menunjukkan kelas mereka sebagai raksasa Asia.
Pada pertemuan kedua di Osaka, 10 Juni 2025, Indonesia kembali tak berdaya. Jepang, meski tidak menurunkan skuad terbaik, mendominasi dengan gol-gol dari Daichi Kamada (15’, 45+5’), Takefusa Kubo (19’), Ryoya Morishita (55’), Shuto Machino (58’), dan Mao Hosoya (80’). Indonesia gagal melepaskan tembakan ke gawang, hanya menguasai 31% bola. “Kami menghadapi tim dengan level jauh di atas kami. Ini pelajaran berharga untuk putaran berikutnya,” ujar pelatih Patrick Kluivert, dikutip dari Tempo.
Perjalanan Indonesia di Putaran Ketiga: Penuh Rintangan
Indonesia memulai putaran ketiga dengan tantangan berat di Grup C. Timnas harus melawan Jepang, Australia, Arab Saudi, Bahrain, dan China. Dari 10 laga, Skuad Garuda meraih tiga kemenangan (Bahrain 1-0, Arab Saudi 2-0, China 1-0), tiga imbang (Australia 0-0, Bahrain 2-2, Arab Saudi 0-0), dan empat kekalahan (China 1-2, Australia 5-1, Jepang 0-4, Jepang 0-6). Dengan 12 poin, Indonesia finis keempat, mengamankan tiket putaran keempat.
Kemenangan 1-0 atas China pada 5 Juni 2025 melalui penalti Ole Romeny menjadi penentu kelolosan, diperkuat kekalahan Bahrain dari Arab Saudi (0-2). Namun, kekalahan telak dari Jepang menyoroti kesenjangan kualitas dengan tim elite Asia.
Faktor Kekalahan: Kesenjangan Kualitas dan Taktik
Dominasi Jepang dalam kedua laga tidak lepas dari kedalaman skuad dan penguasaan bola mereka. Di Jakarta, gangguan pada Kevin Diks di babak pertama mengacaukan pertahanan Indonesia, membuka celah untuk gol kedua Jepang. Kesalahan komunikasi lini belakang, seperti backpass Maarten Paes yang berujung gol Morita, memperparah kekalahan. Di Osaka, Jepang mengeksploitasi sisi kanan pertahanan Garuda, dengan Daichi Kamada dan Takefusa Kubo merusak barisan belakang.
Pengamat sepak bola nasional menilai Indonesia perlu kedisiplinan taktikal. “Jepang menunjukkan permainan kolektif yang matang. Indonesia harus belajar mengatasi tekanan tim besar,” ujar seorang pengamat.
Peluang di Putaran Keempat: Jalan Menuju Piala Dunia
Indonesia resmi melaju ke putaran keempat bersama 5 tim lain seperti Arab Saudi, Qatar, Irak, Uni Emirat Arab (UEA), dan Oman. Berdasarkan peringkat FIFA tahun 2025, tim-tim ini terbagi dalam tiga pot untuk drawing pada 17 Juli 2025 di Kuala Lumpur. Arab Saudi dan Qatar (Pot 1), Irak dan UEA (Pot 2), serta Oman dan Indonesia (Pot 3). Enam tim akan dibagi menjadi dua grup berisi tiga tim, dengan format single round-robin di venue terpusat pada 8-14 Oktober 2025. Prediksinya Qatar dan Arab Saudi sebagai kandidat tuan rumah, meski AFC belum mengumumkan keputusan resmi.
Dalam setiap grup, tim bermain sekali melawan dua tim lain, total dua laga. Juara grup lolos langsung ke Piala Dunia 2026, sementara runner-up bertemu di ronde kelima dengan format dua leg untuk memperebutkan tiket play-off antar-konfederasi. Aturan drawing memastikan tim dari pot sama tidak segrup, tetapi tim segrup di ronde ketiga (misalnya Indonesia dan Arab Saudi) bisa bertemu lagi. Indonesia, di Pot 3, berpotensi menghadapi lawan berat seperti Qatar dan Irak, menuntut strategi matang dari Patrick Kluivert. Ketua Umum PSSI, Erick Thohir, optimistis. “Kekalahan dari Jepang adalah proses. Kami akan susun strategi lebih baik untuk putaran keempat,” ujarnya kepada Bola.com.
Belajar dari Samurai Biru
Kekalahan dari Jepang menegaskan perlunya Indonesia meningkatkan kualitas permainan, terutama dalam hal kedisiplinan taktikal, penyelesaian akhir, dan fisik pemain. Patrick Kluivert harus memaksimalkan potensi pemain seperti Jay Idzes, Ole Romeny, dan Emil Audero untuk menghadapi lawan seperti Qatar atau Irak di putaran keempat.
Putaran keempat menjadi kesempatan emas bagi Indonesia untuk mengejar mimpinya. Dengan semangat pantang menyerah, Skuad Garuda masih memiliki peluang mewujudkan mimpi tampil di Piala Dunia 2026. Kekalahan dari Jepang bukan akhir, melainkan awal dari perjuangan baru. Indonesia, bangkitlah!

