Nusavoxmedia.id – Crystal Palace mengukir Sejarah baru dengan meraih gelar juara FA Cup 2024/2025 setelah mengalahkan Manchester City 1-0 pada laga penentuan di Stadion Wembley. Laga itu terjadi tadi malam tepatnya (17/05) Pukul 22.30 WIB, menjadilan Stadion Wembley menjadi panggung momen bersejarah dalam sepak bola Inggris. Crystal Palace, klub yang menanti trofi besar selama 164 tahun, akhirnya mengukir nama mereka di piala tertua di dunia, FA Cup. Dengan skor tipis 1-0, Palace mengalahkan raksasa Premier League, Manchester City, dalam laga final yang penuh drama. Gol tunggal Eberechi Eze di babak pertama, penyelamatan penalti gemilang oleh Dean Henderson, dan disiplin taktik Oliver Glasner menjadi kunci kemenangan yang akan dikenang selamanya oleh pendukung Eagles.
Jalannya Pertandingan: Crystal Palace vs Manchester City
Babak pertama dimulai dengan tempo tinggi. Manchester City, favorit dengan rekor impresif di FA Cup (17 gol dan hanya kebobolan 3 gol dalam 5 laga sebelum final), langsung mendominasi penguasaan bola hingga 76.7%. Namun, Crystal Palace, di bawah arahan Oliver Glasner, menunjukkan disiplin luar biasa dengan formasi 3-4-3 yang fleksibel.
Pada menit ke-16, keajaiban terjadi. Eberechi Eze melepaskan tembakan voli akurat dari luar kotak penalti setelah memanfaatkan umpan Daniel Muñoz. Gol tersebut mengguncang Wembley dan membuat pendukung Palace bergemuruh. City berusaha membalas, tetapi lini belakang Palace, yang dikomandoi Marc Guéhi, tampil solid.
Kejutan lain terjadi pada menit ke-23. Dean Henderson nyaris mendapat kartu merah setelah menyentuh bola di luar kotak penalti saat menghadapi Erling Haaland. Namun, VAR memutuskan tidak ada pelanggaran serius karena Haaland tidak memiliki peluang mencetak gol yang jelas. Drama berlanjut pada menit ke-36, ketika wasit menunjuk titik putih setelah pelanggaran Tyrick Mitchell terhadap Bernardo Silva. Omar Marmoush maju sebagai eksekutor penalti City, tetapi Henderson tampil sebagai pahlawan dengan menepis tendangan tersebut, menjaga keunggulan Palace hingga turun minum.
Di babak kedua, City meningkatkan intensitas serangan, melepaskan 23 tembakan sepanjang laga. Pada menit ke-58, Palace nyaris menggandakan keunggulan melalui gol Daniel Muñoz, tetapi VAR menganulirnya karena offside. Erling Haaland dan Kevin De Bruyne menciptakan sejumlah peluang, tetapi Henderson kembali menjadi tembok kokoh. Penyelamatan gemilangnya atas sundulan Josko Gvardiol dan tembakan jarak dekat Haaland memastikan gawang Palace tetap aman. Skor 1-0 bertahan hingga peluit panjang, dan Crystal Palace resmi menjadi juara FA Cup 2025.
Kemenangan Eagles: Taktik Glasner dan Pahlawan Palace
Kemenangan epik Crystal Palace tak lepas dari strategi brilian Oliver Glasner. Formasi 3-4-3, yang fleksibel beralih ke 5-4-1 saat bertahan, memungkinkan Palace menahan gempuran dalam blok rendah sekaligus mengancam lewat serangan balik cepat. Glasner, dalam wawancara dengan The Athletic, mengatakan, “Being patient, letting them cross, we can defend and wait for the moment. It was a great win.” Eberechi Eze, yang dinobatkan sebagai Man of the Match, menjadi motor serangan dengan kepiawaiannya mengolah bola, terutama dalam gol krusialnya. Sementara itu, Dean Henderson membuktikan diri sebagai kiper kelas dunia dengan tujuh penyelamatan, termasuk menepis penalti Omar Marmoush.
Di sisi lain, Manchester City tampak kehilangan ketajaman. Meski menguasai 76.7% penguasaan bola, tim asuhan Pep Guardiola gagal menembus pertahanan Palace yang terorganisasi, Marc Guéhi dan Chris Richards memimpin, yang mencatatkan 12 clearances tertinggi di laga ini. Erling Haaland, yang baru pulih dari cedera, hanya melepaskan satu tembakan tepat sasaran. Bernardo Silva, dalam wawancara dengan BBC Radio 5 Live, mengakui, “Palace bertahan dengan sangat sabar. Kami tidak cukup tajam hari ini.” Kekalahan ini menjadi pukulan telak bagi City, yang gagal meraih trofi di musim yang sulit setelah tersingkir dari Liga Champions dan tertinggal jauh di peringkat keenam Premier League.
Makna dan Sejarah Baru Kemenangan Crystal Palace
Bagi Crystal Palace, trofi FA Cup 2025 lebih dari sekadar gelar. Ini adalah puncak perjuangan panjang sejak klub berdiri sebagai entitas pada 1861 dan tim sepak bola pada 1905, menandai trofi besar pertama dalam sejarah mereka. Setelah hanya sekali mencapai final FA Cup pada 1990, kalah dari Manchester United, kemenangan ini menjadi penebusan sejarah. Trofi ini juga mengantarkan Palace ke Europa League 2025-2026, kompetisi Eropa besar pertama yang mereka ikuti. Eberechi Eze, dalam wawancara dengan The Guardian, mengungkapkan, “This is what dreams are made of, for me and this club.”
Bagi pendukung Palace, pertandingan ini adalah “hari terbesar dalam sejarah klub,” seperti melansir The Guardian. Penggemar di X ramai menyuarakan euforia, dengan banyak yang menyebut kemenangan ini sebagai kebangkitan era kejayaan 1990-an. Hal ini mengingatkan pada final FA Cup 1990 dan promosi Premier League 1994. Salah satu cuitan berbunyi, “This is our 1990 reborn!” Kemenangan ini juga menjadikan Palace klub ke-45 yang memenangkan FA Cup. Juga menjadi tim pertama sejak Leicester City pada 2021 yang meraih trofi ini untuk kali pertama, menurut Opta Analyst.

