Prabowo Debut di KTT BRICS 2025: Perkuat Peran Indonesia di Tengah Ancaman Tarif Trump

Nusavoxmedia.id – Presiden Prabowo menghadiri KTT BRICS ke-17 di Rio de Janeiro, Brasil, pada 6-7 Juli 2025. Kehadiran ini menandai debut Indonesia sebagai anggota penuh BRICS sejak 1 Januari 2025. Di tengah ancaman tarif impor 32% dari Presiden AS Donald Trump, Prabowo memanfaatkan forum bertema “Strengthening Global South Cooperation for More Inclusive and Sustainable Governance” untuk memperkuat posisi Indonesia sebagai jembatan dunia.

Mengenal Organisasi BRICS

BRICS adalah forum kerja sama strategis yang dibentuk pada 2009 oleh Brasil, Rusia, India, dan Tiongkok. Afrika Selatan bergabung pada 2010. Pada 2024, keanggotaan diperluas dengan Mesir, Etiopia, Iran, Arab Saudi, dan Uni Emirat Arab. Indonesia menjadi anggota ke-11 pada 2025. Menurut Kementerian Luar Negeri RI, BRICS bertujuan memperkuat kerja sama ekonomi, politik, dan sosial antarnegara berkembang. Forum ini juga mendorong tata kelola global yang adil di PBB, IMF, dan Bank Dunia.

BRICS mewakili 50% populasi dunia dan 35% PDB global. Forum ini mengelola New Development Bank (NDB) untuk membiayai proyek pembangunan. Selain itu, BRICS memajukan perdagangan dengan mata uang lokal guna mengurangi ketergantungan pada dolar AS.

Agenda Prabowo di KTT BRICS 2025

KTT BRICS 2025 berlangsung di Museum of Modern Art, Rio de Janeiro. Pemimpin dari 11 negara hadir, termasuk Presiden Brasil Luiz Inácio Lula da Silva, Perdana Menteri India Narendra Modi, dan Presiden Afrika Selatan Cyril Ramaphosa. Prabowo didampingi Airlangga Hartarto, Thomas Djiwandono, Arrmanatha Nasir, dan Teddy Indra Wijaya. Berikut agenda utama:

  • Mendorong Perdamaian dan Reformasi Global
    Pada 6 Juli 2025, sesi “Peace and Security and Global Governance Reform” digelar. Prabowo menegaskan Indonesia menolak perang dan standar ganda. Ia mendorong dialog damai untuk konflik Iran-Israel, Gaza, dan Rusia-Ukraina. Reformasi PBB juga menjadi fokus agar lebih mewakili Global South. “Indonesia menolak perang dan standar ganda. Kami dorong reformasi multilateral untuk tata kelola yang adil,” kata Airlangga Hartarto, mengutip Prabowo.
  • Memperkuat Kerja Sama Ekonomi dan AI
    Dalam sesi “Strengthening Multilateralism, Economic-Financial Affairs, and Artificial Intelligence” pada 6 Juli 2025, Prabowo mengusulkan “South-South Economic Compact” untuk memperkuat kemitraan ekonomi antarnegara berkembang. Ia mendukung pemanfaatan NDB untuk proyek infrastruktur dan energi bersih, serta mendorong perdagangan dengan mata uang lokal guna mengurangi dampak tarif AS sebesar 32%, yang diberlakukan mulai 1 Agustus 2025.
  • Menangani Krisis Iklim dan Kesehatan Global
    Pada 7 Juli 2025, Prabowo berfokus pada tema “Environment, COP30, and Global Health.” Ia menegaskan komitmen Indonesia untuk transisi energi bersih dan mendukung inisiatif BRICS dalam mengatasi perubahan iklim serta krisis kesehatan global, termasuk penyakit sosial, melalui kerja sama dengan WHO.
  • Deklarasi Rio dan Inisiatif Strategis
    KTT menghasilkan Deklarasi Rio, yang menegaskan komitmen BRICS untuk multilateralisme, reformasi tata kelola global, dan tiga inisiatif utama yaitu Kerangka Pembiayaan Iklim BRICS, Tata Kelola Kecerdasan Buatan Global, dan Kemitraan BRICS untuk Penyakit Sosial. Prabowo mendukung inisiatif ini sebagai langkah menuju solusi bersama.
  • Pertemuan Bilateral dengan Brasil
    Pasca-KTT, Prabowo dijadwalkan bertemu pemerintah Brasil di Brasília pada 8-9 Juli 2025 untuk memperkuat kerja sama ekonomi, perdagangan, dan teknologi, serta membahas kasus kematian warga Brasil, Juliana Marins, di Gunung Rinjani.

Tujuan Strategis Prabowo

Keikutsertaan Prabowo di KTT BRICS 2025 memiliki tujuan strategis. Pertama, memperkuat peran Indonesia sebagai “bridge builder” di tengah ketegangan geopolitik, seperti ancaman tarif 32% AS yang diumumkan Trump pada 7 Juli 2025. Meski Indonesia telah menegosiasikan penurunan tarif, Trump tetap mempertahankan kebijakan ini, mendorong Prabowo mencari alternatif melalui kerja sama BRICS.

Kehadiran Prabowo di KTT BRICS menegaskan posisi Indonesia sebagai anggota ASEAN dan G20 yang aktif di panggung global. Sekretaris Kabinet Teddy Indra Wijaya menyebut keanggotaan BRICS sebagai inisiatif langsung Prabowo, menjadikan Indonesia anggota ke-11 yang diterima cepat oleh BRICS. Dengan serangkaian pertemuan sebelumnya, Indonesia kini mengambil peran lebih besar untuk menyuarakan kepentingan Global South.

Related Articles

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Kunjungi Media Sosial Kami

440PengikutMengikuti
2,430PelangganBerlangganan

Latest Articles