Kualitas Program MBG Dipertanyakan, Kasus Keracunan Siswa Terus Bertambah

Nusavoxmedia.id – Gelombang kasus keracunan makanan yang menimpa pelajar dari SD hingga SMA kembali mencoreng pelaksanaan program Makan Bergizi Gratis (MBG). Data sementara mencatat lebih dari 5.360 siswa dari berbagai daerah mengalami gejala mulai dari mual, muntah, pusing hingga diare. Sebagian di antaranya bahkan harus dirawat intensif di rumah sakit.

Situasi ini menimbulkan desakan agar Presiden Prabowo Subianto segera melakukan evaluasi menyeluruh terhadap program andalan pemerintah tersebut.

“Kalau keselamatan anak-anak yang dipertaruhkan, sebaiknya program ini dihentikan dulu untuk perbaikan,” ujar Ubaid Matraji, Koordinator Nasional Jaringan Pemantau Pendidikan Indonesia (JPPI), saat dihubungi dari Kendari, Sulawesi Tenggara, Kamis (18/9/2025), seperti dilansir Kompas.id.

Aktivis pendidikan itu mengingatkan bahwa keamanan konsumsi adalah kunci kepercayaan publik.

Baca Juga: Kasus Dugaan Korupsi Kuota Haji: Uang Percepatan dari Khalid Basalamah Jadi Barang Bukti KPK

Dalam dua pekan terakhir, kasus terjadi hampir di seluruh penjuru negeri. Di Baubau, Sulawesi Tenggara, 37 siswa terpaksa dilarikan ke rumah sakit setelah menyantap menu ayam yang berbau tak sedap.

Kasus lain di Kabupaten Garut membuat 194 siswa keracunan, dengan 19 di antaranya harus dirawat intensif. Di Lamongan, belasan pelajar SMA Negeri 2 pun tak luput dari perawatan medis setelah mengonsumsi menu MBG. Tak kalah serius, lebih dari 250 siswa di Banggai Kepulauan, Sulawesi Tengah, juga jatuh sakit diduga karena lauk ikan cakalang yang tidak layak konsumsi.

Kepala Badan Gizi Nasional (BGN), Dadan Hindayana, tak menampik adanya insiden berulang ini. Menurutnya, sejumlah dapur Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) yang baru beroperasi belum siap memproduksi makanan dalam jumlah ribuan porsi.

“Ibu-ibu yang terbiasa masak untuk sepuluh orang belum tentu bisa langsung menyiapkan ribuan porsi. Karena itu kami sarankan tahap demi tahap,” jelasnya, seperti dilansir CNN Indonesia.

Ia juga menyebut kasus di Baubau dipicu pergantian pemasok bahan baku yang belum teruji kualitasnya.

Meski demikian, Dadan menegaskan target pemerintah tetap menciptakan program tanpa insiden keracunan. “Harus zero incident. Anak-anak harus mendapatkan makanan sehat yang benar-benar aman,” tegasnya.

Hingga kini, BGN mengklaim sudah menyalurkan lebih dari 1 miliar porsi MBG sejak program ini berjalan.

Masyarakat pun menuntut transparansi sekaligus langkah tegas pemerintah dalam menangani masalah ini. Evaluasi menyeluruh, peningkatan pengawasan, hingga penerapan standar mutu ketat disebut sebagai jalan satu-satunya agar tujuan mulia MBG tidak berubah menjadi ancaman kesehatan.

Related Articles

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Kunjungi Media Sosial Kami

440PengikutMengikuti
2,430PelangganBerlangganan

Latest Articles