Nusavoxmedia.id – Joe Biden seorang mantan presiden Amerika Serikat, menghadapi tantangan baru di usia 82 tahun. Kantor pribadinya mengumumkan bahwa Biden didiagnosa menderita kanker prostat agresif yang telah menyebar ke tulang. Kabar ini mengejutkan publik, mengingat Biden baru saja mengakhiri masa jabatannya pada 20 Januari 2025. Perjuangan akan kesehatannya ini menjadi perhatian public, karena akan mempengaruhi kehidupannya pasca-kepresidenan.
Joe Biden Didiagnosa Kanker Prostat
Pada 16 Mei 2025, Joe Biden didiagnosa kanker prostat oleh tim medisnya dengan Gleason score 9, menandakan kanker ini sangat agresif. Pengumuman resmi dirilis pada 18 Mei 2025. Kanker ini telah mencapai stadium 4 metastasis. Metastatis sendiri adalah kanker yang sampai menyebar ke tulang. Meskipun penyakit ini tidak dapat sembuh, hal ini masih responsif terhadap terapi hormon. “Biden dan keluarga sedang mempertimbangkan langkah pengobatan terbaik,” ujar pernyataan resmi kantornya.
Diagnosis ini menambah daftar panjang masalah kesehatan Biden. Selama pernah menjabat, Ia mengidap atrial fibrilasi non-valvular, gangguan refluks gastroesofageal, dan sleep apnea yang kemudian bergantung dengan mesin CPAP sejak 2023. Pada Februari 2023, Biden juga menjalani pengangkatan karsinoma sel basal, sejenis kanker kulit ringan. Namun, kanker prostat ini menjadi tantangan terbesarnya hingga kini.
Riwayat Kesehatan Joe Biden
Biden tetaplah manusia biasa yang bisa sakit dan Ia juga punya banyak masalah Kesehatan. Pada tahun 1988, ia menjalani operasi untuk aneurisma otak yang bocor, sebuah kondisi yang nyaris merenggut nyawanya. Selama kepresidenannya, laporan medis pada Februari 2024 mencatat adanya spondylosis, degenerasi tulang belakang yang membuat gaya jalannya kaku. Biden juga sering berdehem akibat refluks gastroesofageal, yang sempat memicu spekulasi tentang kesehatannya.
Sebuah buku berjudul Original Sin: President Biden’s Decline, Its Cover-Up, and His Disastrous Choice to Run Again karya Jake Tapper dan Alex Thompson, yang dijadwalkan rilis pada 20 Mei 2025, mengungkapkan sisi lain kesehatan Biden berdasarkan cuplikan yang telah terbit di berbagai media. Buku ini menyebutkan degenerasi tulang belakangnya begitu parah hingga staf mempertimbangkan kursi roda jika ia terpilih kembali pada 2024. Namun, juru bicara Biden membantah keras, menegaskan bahwa ia tetap mampu memimpin hingga akhir masa jabatannya.
Kontroversi Penurunan Kognitif: Fakta atau Spekulasi?
Selain masalah fisik, Biden sempat menjadi sorotan karena dugaan penurunan kognitif selama 2023–2024. Cuplikan dari buku Original Sin mengklaim Biden sering lupa nama, menatap kosong, dan tampak disorientasi saat lelah. Beberapa media juga berspekulasi tentang kemungkinan Parkinson, tetapi pemeriksaan resmi pada Februari 2024 tidak menemukan tanda-tanda penyakit tersebut.
Pendukung Biden menegaskan bahwa tuduhan ini berlebihan. “Penuaan memang memengaruhi fisik, tetapi itu bukan bukti ketidakmampuan mental,” kata juru bicara Biden. Meski begitu, transparansi kesehatan Biden selama kampanye 2024 terus menuai pertanyaan, dengan beberapa pihak menuduh adanya penyembunyian kondisi sebenarnya.
Trump dan Kamala Harris Beri Dukungan
Setelah mendengar kabar diagnosis Biden, beberapa tokoh seperti Donald Trump dan Kamala Harris memberian dukungan dan menunjukkan solidaritas meskipun pernah menjadi rival Biden. Presiden AS saat ini, Donald Trump menulis di Truth Social pada 18 Mei 2025, “Melania dan saya sedih mendengar diagnosis medis terbaru Joe Biden. Kami menyampaikan harapan terbaik untuk Jill dan keluarga, serta doa agar Joe cepat pulih dan sukses.” Nada hangat Trump ini kontras dengan kritik pedasnya selama kampanye, di mana ia kerap mengejek Biden sebagai “Sleepy Joe” dan mempertanyakan kemampuan kognitifnya.
Sementara itu, mantan wakil presiden AS, Kamala Harris, yang menjabat di bawah Biden, juga menyampaikan dukungan emosional. Dalam unggahan di X pada 18 Mei 2025, Harris menulis, “Doug dan saya sangat sedih atas diagnosis kanker prostat Presiden Biden. Kami menjaga dia, Dr. Biden, dan keluarga mereka dalam hati dan doa kami. Joe adalah pejuang dan saya tahu dia akan menghadapi tantangan ini dengan kekuatan, ketahanan, dan optimisme yang selalu menjadi ciri hidup dan kepemimpinannya.” Harris, yang juga menunjukkan sisi kemanusiaan di tengah dinamika politik yang keras.
Akhir Kata
Diagnosis kanker prostat agresif menjadi babak baru dalam perjalanan Joe Biden. Setelah menghadapi berbagai tantangan kesehatan selama hidupnya, mantan presiden AS ini kini berjuang melawan penyakit yang tak dapat sembuh. Respons hangat dari Trump dan Harris, meskipun di tengah rivalitas politik, menunjukkan sisi kemanusiaan yang menyentuh. Dengan dukungan keluarga dan kemajuan medis, Biden menunjukkan semangat yang sama seperti saat memimpin negara. Publik kini menanti kabar terbaru dari perjuangan ini, sambil mendoakan yang terbaik untuknya.

