Covid-19 Kembali Mengintai Indonesia: Asal Mula dan Krisis Asia Tenggara

Nusavoxmedia.id –Asia Tenggara Kembali terpapar virus Covid-19 varian baru, khususnya Indonesia, meskipun status endemi terkait virus ini telah diumumkan pada Juni 2023 kemarin. Namun, Sejak Mei 2025 kemarin, kasus Kembali mencuat yang menyebabkan masyarakat terguncang. Batam dan Jakarta menjadi titik awal penyebaran dengan virus varian baru Covid-19.

Asal-Usul Munculnya Covid-19 di Indonesia

Awal mula munculnya Covid-19 di Indonesia bermula adri Batam, Riau, pada awal Mei kemarin. Karena berdekatan dengan negara Singapura yang mencatat adanya kenaikan kasus secara signifikan. Virus varian Omicron XEC, turunan dari JN.1 masuk melalui pelancong dari Singapura, sementara varian lokal seperti MB.1.1 menyebar dengan cepat di dalam negeri. XEC, dengan mutasi yang mampu menghindari kekebalan vaksin, memicu infeksi ulang, meski gejalanya ringan. Kementerian Kesehatan melaporkan kasus di Jakarta naik dari 28 pada minggu ke-19 menjadi 45 pada minggu ke-21, dengan positivity rate mencapai 0,89% sebelum turun ke 0,59%

Mobilitas tinggi selama libur Lebaran 2025 memperparah situasi. Bandara Soekarno-Hatta Jakarta dan Ngurah Rai Bali ramai dengan turis atau pelancong dari Singapura, dan Malaysia yang juga sudah terpapar Covid dengan beberapa kasus. Pelonggaran protokol kesehatan sejak status endemi membuat masyarakat lengah. Banyak yang tak lagi memakai masker di keramaian, meski Kemenkes terus mengimbau cuci tangan dan ventilasi baik. Efektivitas vaksin seperti CoronaVac menurun melawan XEC, dan hanya 30% populasi menerima booster kedua, dengan 12% lansia di Jakarta tervaksinasi penuh, meningkatkan risiko kelompok rentan

Penyebaran secara regional juga turut berperan. Singapura melaporkan 14.200 kasus mingguan pada akhir April, sementara Thailand dan Malaysia juga ikut terdampak. Perjalanan lintas batas dan perdagangan mempercepat penyebaran XEC, menjadikan Indonesia bagian dari gelombang Asia Tenggara yang bakal terdampak.

Negara Asia Tenggara Paling Terdampak

Thailand menjadi negara Asia Tenggara terparah kasus covid varian baru ini. Tercatat pada 11-17 Mei 2025 kemarin, negara ini melaporkan 33.030 kasus yang melonjak naik dari 16.600 kasus pada minggu sebelumnya. Terparah di kota Bangkok dengan 6.000 kasus dan 1.918 rawat inap serta ada dua kematian. Varian XEC dan JN.1 mendominasi, diperparah oleh mobilitas pasca-Songkran dan kepadatan penduduk.

Pada urutan kedua, ada Singapura dengan 14.200 kasus mingguan dan 30% kasus kenaikan rawat inap, dengan virus varian LF.7 dan NB.1.8. Sedangkan Malaysia lebih sedikit dengan hanya 600 kasus mingguan. Indonesia sendiri sangat rendah dengan 3-45 kasus perminggu dengan virus varian MB.1.1 terbanyak.

Dampak yang Mengintai

Lonjakan kasus yang terjadi memberi tekanan pada sistem kesehatan yang ada. Rumah sakit di Batam dan Jakarta melaporkan lebih banyak pasien dengan gejala ringan, tetapi keterbatasan ruangan ICU tetap membuat khawatir masyarakat. Pandemi yang terjadi tahun 2021 kemarin, merenggut 769 nyawa tenaga medis Kesehatan yang membuat sistem menjadi lebih siaga dan peduli. Pelaku UMKM, terutama di pariwisata, khawatir pembatasan baru mengganggu ekonomi, yang baru pulih dengan GNI per kapita US$4.580 pada 2024. menurut WHO varian XEC meningkatkan risiko infeksi ulang, meski tidak lebih mematikan.

Ancaman Baru

Kemenkes merespons dengan Surat Edaran pada 23 Mei 2025 agar tetap waspada dan mengimbau melakukan karantina bagi para pelancong atau turis. Tes cepat di bandara, dorongan booster kedua untuk lansia, dan imbauan masker di keramaian menjadi langkah utama. Indonesia juga mendukung Perjanjian Pandemi WHO untuk koordinasi regional, berbagi data varian dengan negara tetangga. Juru bicara Kemenkes, Aji Muhawarman, menekankan pentingnya disiplin protokol tanpa adanya kepanikan.

Penutup

Kebangkitan Covid-19 di Indonesia, yang bermula dari Batam, menegaskan virus ini belum hilang. Thailand menjadi yang terparah di Asia Tenggara, sementara Indonesia masih terkendali. Varian XEC, mobilitas atau lalu lintas tinggi antar turis, dan vaksin yang melemah jadi pemicu. Dengan sistem kesehatan yang lebih tangguh dan kewaspadaan bersama, ancaman ini bisa diatasi. Mari kita dukung protokol kesehatan untuk Indonesia yang sehat dan kuat.

Related Articles

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Kunjungi Media Sosial Kami

440PengikutMengikuti
2,430PelangganBerlangganan

Latest Articles