Tugu Biawak di Wonosobo menjadi viral di media sosial pada April 2025. Patung setinggi 7 meter ini terletak di Desa Krasak, Selomerto, Wonosobo. Desainnya sangat realistis hingga membuat pengendara kaget. Banyak yang mengira itu biawak asli. Dengan anggaran hanya Rp50 juta, patung ini sukses mencuri perhatian. Kini, Tugu Biawak jadi ikon baru dan destinasi wisata di Wonosobo. Apa yang membuat patung ini begitu istimewa? Simak ulasan berikut!
Tugu Biawak: Patung Realistis di Pinggir Jalan
Tugu Biawak berdiri megah di pinggir Jalan Raya Nasional Ajibarang–Secang. Lokasinya berada dekat Jembatan Krasak. Jembatan ini dulu dikenal sebagai Jembatan Biawak. Nama itu muncul karena banyak biawak di sekitar sungai. Patung ini memiliki detail yang menakjubkan. Sisik, tekstur kulit, hingga posisi tubuhnya tampak hidup. Pencahayaan malam membuatnya semakin nyata. Banyak pengendara berhenti untuk berfoto. Tugu Biawak kini jadi spot untuk berfoto yang populer di Wonosobo.
Anggaran Hanya Rp50 Juta
Patung ini dibuat dengan anggaran Rp50 juta. Dana tersebut berasal dari Pemerintah Kabupaten Wonosobo melalui CSR. Kepala Desa Krasak, Supinah, membantah kabar bahwa dana berasal dari Dana Desa. Seniman lokal Wonosobo menciptakan patung ini dalam 1,5 bulan. Pembuatan patung ini diprakarsai atas ide dari Karang Taruna. Prosesnya melibatkan gotong royong warga dan Karang Taruna. Meski belum selesai 100%, hasilnya sudah memukau. Rencananya, taman akan dibangun di sekitar patung. Anggaran kecil ini membuktikan kreativitas lokal yang luar biasa.
Makna Tugu Biawak
Tugu Biawak bukan Sekadar patung. Ini adalah simbol kebanggaan Desa Krasak. Nama “Krasak Mbenyawak” mencerminkan sejarah lokal tentang biawak. Ide patung ini berasal dari Karang Taruna setempat. Mereka ingin mengangkat identitas desa melalui seni. Patung ini juga hasil kerja keras warga. Kini, Tugu Biawak jadi daya tarik wisata baru. Banyak wisatawan mampir untuk melihat langsung. Patung ini memperkuat identitas budaya Wonosobo.
Tugu Biawak vs Patung Daerah Lain
Warganet memuji efisiensi anggaran Tugu Biawak. Mereka membandingkannya dengan patung lain yang lebih mahal. Tugu Penyu di Sukabumi menelan dana Rp15,6 miliar. Anggaran itu untuk kompleks alun-alun, termasuk patung penyu. Namun, patungnya cepat rusak karena menggunakan kardus dan bambu. Hanya enam bulan, cangkangnya sudah berlubang. Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi memerintahkan audit proyek tersebut.
Tugu Gajah di Gresik juga jadi sorotan. Patung itu menghabiskan Rp1 miliar dari CSR Petrokimia Gresik. Sayangnya, desainnya dianggap aneh dan lucu. Warganet menyebutnya “karya anak SD”.
Dampak Tugu Biawak bagi Wonosobo
Tugu Biawak membawa dampak positif bagi Wonosobo. Patung ini menarik perhatian wisatawan. Banyak yang mampir untuk berfoto. Desa Krasak kini lebih dikenal. Wisatawan juga berdatangan ke destinasi lain di Wonosobo. Ekonomi lokal mulai terdongkrak. Warganet memuji kreativitas seniman lokal. “Rp50 juta bisa sebagus ini, salut!” tulis seorang netizen. Tugu ini jadi inspirasi bahwa karya hebat tak perlu mahal.
Kini, Tugu Biawak menjadi kebanggaan masyarakat Wonosobo. Patung realistis setinggi 7 meter ini terletak di Desa Krasak, Kecamatan Selomerto. Keunikan desainnya menarik banyak wisatawan untuk berkunjung. Tugu ini juga memperkuat identitas budaya lokal. Dengan anggaran Rp50 juta, karya seni ini membuktikan kreativitas seniman Wonosobo.
Mantap dah infonya