Tupperware Tutup di Indonesia: Penyebab dan Dampaknya

Tupperware Indonesia resmi menutup operasinya per 31 Januari 2025 setelah 33 tahun menjadi bagian dari kehidupan keluarga Indonesia. Kabar ini diumumkan melalui akun Instagram resmi mereka pada 13 April 2025. Hal ini mengejutkan banyak pelanggan setia, terutama ibu rumah tangga yang telah lama mengandalkan wadah plastik berkualitas tinggi ini. Setelah puluhan tahun menjadi simbol kepraktisan di dapur, apa yang menyebabkan merek ikonik ini akhirnya angkat kaki dari Indonesia?

Sejarah Panjang Tupperware di Indonesia

Tupperware pertama kali masuk ke Indonesia pada 1991 melalui sistem penjualan langsung (direct selling). Berbasis di Cilandak, Jakarta Selatan, PT Tupperware Indonesia dengan cepat meraih popularitas berkat produk inovatifnya, seperti wadah kedap udara dengan “burping seal” yang telah mereka patenkan. Pada puncaknya di tahun 2013, Indonesia menjadi pasar terbesar Tupperware secara global, dengan penjualan mencapai lebih dari $200 juta dan melibatkan 250.000 distributor. Merek ini menjadi favorit ibu rumah tangga untuk menyimpan makanan, bekal, hingga hantaran acara keluarga.

Namun, popularitas Tupperware mulai menurun sejak 2021. Menurut survei Top Brand Award, pangsa Tupperware di kategori wadah plastik turun dari 25%, pada 2022 menjadi 16,3% pada 2024, kalah dari kompetitor lokal seperti Lion Star yang konsisten di atas 30%. Perubahan pola konsumsi masyarakat, khususnya di kalangan generasi muda, menjadi salah satu tantangan besar.

Alasan Penutupan Tupperware di Indonesia

Penutupan Tupperware di Indonesia bukanlah keputusan lokal, melainkan bagian dari strategi global Tupperware Brands Corporation. Perusahaan induk ini telah menghadapi tekanan finansial signifikan sejak beberapa tahun terakhir, yang memuncak dengan pengajuan kebangkrutan pada September 2024 di Pengadilan Kepailitan AS untuk Distrik Delaware. Tupperware mencatatkan aset antara $500 juta hingga $1 miliar, namun kewajibannya jauh lebih besar, mencapai $1 miliar hingga $10 miliar.

Ada beberapa faktor utama yang menyebabkan penutupan ini:

  • Penurunan Penjualan Global: Penjualan Tupperware menurun sejak 2021, dipengaruhi oleh inflasi tinggi, biaya bahan baku seperti resin plastik, serta meningkatnya biaya tenaga kerja dan pengiriman. Pandemi Covid-19 sempat meningkatkan penjualan karena banyak orang memasak di rumah, tetapi setelah pandemi, permintaan kembali turun drastic.
  • Model Bisnis Ketinggalan Zaman: Sistem penjualan langsung melalui “Tupperware Party” yang menjadi andalan sejak 1950-an mulai kehilangan daya tarik. Generasi muda lebih memilih berbelanja online melalui e-commerce, sementara Tupperware dinilai lambat beradaptasi dengan teknologi digital.
  • Persaingan Ketat: Produk lokal dan impor, seperti Lion Star dan merek China, menawarkan wadah plastik serupa dengan harga jauh lebih murah. Konsumen mulai beralih ke alternatif yang lebih terjangkau, terutama wadah sekali pakai (thin wall).

Dampak Penutupan bagi Masyarakat Indonesia

Penutupan Tupperware meninggalkan nostalgia mendalam bagi masyarakat Indonesia. Dalam unggahan perpisahannya, Tupperware menulis, “33 tahun bukanlah waktu yang singkat. Dalam kurun waktu itu, Tupperware telah menjadi bagian dari dapur, meja makan, dan momen berharga keluarga Indonesia.” Banyak pelanggan mengenang merek ini sebagai simbol kualitas dan keawetan, bahkan menjadi bagian dari tradisi keluarga.

Namun, dampak praktisnya juga terasa. Konsumen kini beralih ke alternatif seperti Lion Star, Claris, atau merek internasional seperti Lock n Lock. Beberapa pengguna di media sosial menyebutkan bahwa mereka mulai mencari pengganti Tupperware untuk kebutuhan sehari-hari, meskipun produk Tupperware masih bisa ditemukan di e-commerce dari stok yang ada.

Penutup

Meski Tupperware telah tutup di Indonesia, perusahaan ini tetap beroperasi di pasar inti seperti AS, China, dan India. Di Indonesia, pasar masih menyediakan stok produk Tupperware yang telah perusahaan produksi sebelum penutupan. Namun, kami menyarankan konsumen untuk beralih ke merek lokal yang lebih mudah diakses dan memiliki harga kompetitif, sementara masyarakat kini lebih memilih wadah sekali pakai karena kepraktisannya.

Jejak Tupperware sebagai merek yang membawa kepraktisan dan kualitas di dapur akan selalu dikenang. Setelah 33 tahun menemani keluarga Indonesia, kenangan akan wadah-wadahnya yang tahan lama dan desain ikonik sulit dilupakan. Apa pengalamanmu dengan Tupperware selama ini? Tulis di kolom komentar ya!

Related Articles

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Sambungkan Media Sosial

112PengikutMengikuti
2,390PelangganBerlangganan

Latest Articles